Perjalananku kali ini memang
sangatlah melelahkan. Dengan melintasi jalan berbelok, berliku dan banyak
kerikil tajam. Tapi aku tak mungkin untuk kembali kebelakang, karena rasanya
aku harus menyelesaikannya sampai ke tujuan. Walaupun aku tak tau jalan mana
yang harus aku lalui dan pastinya masih banyak halangan lagi yang lebih sulit
di tengah jalan nanti. Tapi, aku harus terus berjalan dan terus melangkah.
Sampai di tengah jalan aku
berhenti dan berdiri sejenak. Bukan karena aku lelah atau bertemu seseorang.
Tapi aku bingung saat aku menemui sebuah persimpangan jalan. Aku tak tau jalan
mana yang harus aku lewati. Yang ke kanan atau yang kekiri?, aku berpikir
sejenak. Jalan manapun yang akan aku lalui nanti pasti akan ada resikonya masing-masing,
karena aku yakin tak ada jalan yang lurus dan tanpa rintangan selama
perjalananku dan pasti demikian pula dengan kedua jalan tersebut. Dan
walaubagaimanapun aku harus segera menentukan jalan mana yang terbaik yang akan
aku lewati untuk melanjutkan perjalananku, tanpa harus menunggu seseorang yang
mungkin bisa menunjukan jalan untukku.
Hidupku adalah perjalananku…
Yang senantiasa harus aku
lalui. Saat aku di persimpangan jalan, aku harus bisa menentukan jalan mana
yang harus aku pilih. Itulah dimana saat aku mendapat suatu masalah dan hidup
memberi aku pilihan. Saat aku merasa bingung, aku harus bisa memikirkannya
dengan baik supaya aku tidak menyesal. Dan terkadang untuk menentukan yang
terbaik itu tidak menutup kemungkinan kalau aku harus mengorbankan sesuatu hal
dalam hidup. Karena aku tau setiap pilihan, pasti akan ada konsekuensinya.
Sekarang aku tahu, bahwa hidup
itu adalah pilihan dan bukan permainan. Bahwa aku hanya akan mendapatkan salah
satu sisi dari keadaan yang ada di depanku, bukan semuanya.
On
“Me n My soul”(in the confuse
edition).By.Puspa N(2012)